KEPODANG TERUMBU

melarung jauh,
kepodang petang tinggalkan pelabuhan
diiringinya kapal nelayan
pergi menderu

bergugus ombak, dipandangnya lekat
beribu pukat, terjerembab,
pada dasar biru
bergemuruh

ada satu ikan tertangkap
menggeliat-geliat
sementara puluhan terumbu
membisu
indahnya di rundung mesiu
hancur tergugu

sang kepodang masih melayang
meliuk-liuk mengutuk nelayan
pada awan ia sampaikan
turunkanlah hujan dengan badai yang berkejaran
tak tega ia saksikan terumbu kesakitan

Tidak ada komentar: