Merdeka, begitu saja..


bulan sempurna, semalam tersangkut di bibir jemuran bunda yang reot dan penuh semut gatal,
menyalami bumi negeri penuh emosi,
malam tadi 17-an dirundung kesenangan, dimulai,
bendera-bendera partai menutupi sekonyong kota, pusat belanja, jembatan layang, dan kehidupan,
sementara merah putih tenggelam di dalamnya,

sementara, sepagi itu orang berlalulalang, minggu,
berdebul dengan waktu, menghinggapi patriotisme jiwa, berupacara, tanpa kata-kata dan gairah...

setelahnya,
lomba-lomba berseliweran seantero negara, kerupuk yang dimakan, karung yang dikenakan pencerminan miskin dan papanya kehidupan, lomba berjalan mundur tak mau majukah ? dengan cita-cita keluhuran,
pinang dipanjat merebut hadiah yang tak seberapa, dengan pongah, merasa dirinya paling pantas meraihnya sementara calon presiden bermunculan satu persatu, latah dengan pinang yang di senggamakan,
menggigit uang di tengah pepaya yang pekat, pertanda pejabat selalu memangsa uang rakyat, yang hitam yang kotor.

Merdeka, begitu saja..
belum lagi nyanyian-nyanyian basi, dengan goyang-goyang mutilasi bergaung disana sini, bapak-bapak berjoget dengan gaun-gaun banci, memperebutkan kursi yang harus terisi meski kurang satu biji, silahkan maknai sendiri,

Merdeka, begitu saja..

Sementara,
darah kering,
keringat kita lupa aromanya,
airmata menjadi airmata tertawa,
semangat cuma birahi,

Merdeka, begitu saja..

Tidak ada komentar: