ODE UNTUK PAK TUA (H) PADA MASA PURNABHAKTI

kemarin ada seorang siswi menunjukkan sebuah sajak yang ditulisnya,
dua lebar, bolak-balik.
ditujukannya untuk seorang bapak tua, yang telah dua tahun mengajarinya bahasa,
entah mengapa,
aku enggan sekali membacanya,
mungkin sama perasaan ku dengan siswi yang menyodorkan sajaknya agar aku membacanya.

ya...
kesedihan,
aku rasa itu yang ingin ia sampaikan, karena aku pun merasakan.

senin lalu,
dia (pak tua) berkenan menjadi penghulu,
pada pengibaran bendera peringatan hari guru,

aku yakin,
ada embun di sudut pelupuk matanya,
meski tak nyata,
namun semua orang merasakannya.

dua windu satu penggalah dia berada,
di tengah manusia yang tak mengerti tata bahasa,
di ajarinya bahasa olehnya,
dari itu,
orang-orang mengenal suka, cinta, ilmu,
dunia, dan duka,
seperti hari-hari terakhir ini,

...dua purnama lagi,
engkau kami lepas, pak tua...
dengan sederet anugerah tanpa tanda,
tanpa kata-kata,
meninggalkan rindu di sini,
ribuan sajak akan terukir pasti, hanya untukmu,


adalah kebermanfaatan ilmu
yang kau ajarkan ketika itu
menjadi bekalmu
yang kian mengalir tak jemu

semoga kedamaian merengkuhmu,
dan orang-orang yang mencintaimu,

semoga kepastian syurga itu,
menjadi milikmu...

Tidak ada komentar: