air mata itu sudah kering
tapi isaknya masih nyaring
darahnya pun sudah tak ada
tapi anyir merah masih terasa
lukanya juga perlahan hilang
tapi perih sepanjang jaman, tak bisa tergantikan
-----
aku melihat, tatapan kosong anak-anak gaza
aku mendengar tangisannya,
bapaknya tiada
ibunya meregang nyawa
tangannya sebelah dibelah, karena fosfor yang megah
telinganya robek
bahunya menganga
jalannya pincang
masa depannya tak terbayang
tapi,
do'anya tetap menerawang,
membahana membelah langit 7 lapisan,
bibir tipis penuh memar itu terus berbisik, memecah semesta,
"aku menunggu janji, untuk adik dan kakakku, untuk ayah dan ibuku, untuk saudara dan saudariku, untuk tanah airku, untuk agamaku, untukMu. Maka sabarkanlah aku untuk bisa menyaksikan itu..."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar