KAPAN KAU BISA MEMAHAMI CINTA ?


cinta itu,
terlalu sempurna,
untuk kau terjemahkan,
dengan kata-kata,

cinta itu,
terlalu abstrud,
untuk kau maksud,
dengan perkiraan,

cinta itu,
terlalu absrak,
ketika kau lihat,
cinta itu pengorbanan, perasaan yang mesti terkecap, analogi perumpamaan,

seperti hujan yang di turunkan tuhan,
hanya untuk cinta,
kepada umatnya,
seperti juga di hamparkannya pelangi, dengan semburat warnanya, tuhan hendak menitipkan pengertian cinta, pada indah warna, hijau muda, merah dan jingga,

cinta itu kehidupan, setiap desir darah yang mengalir, setiap nafas yang berhembus, setiap gerak, setiap niat, setiap sifat,

cinta itu kematian, setelahnya ada kehidupan keabadian bersama cinta yang terpupuk di dunia, cinta keburukan adalah neraka, cinta kebaikan adalah syurga,

cinta itu karma, ada tanggungan yang mesti di terima,

cinta itu pembodohan, ketika manusia terlalu memujanya,
cinta itu lagu, puisi, drama melankolik, rumus dan metafisika,
cinta itu candu dan bumbu,

kekerasan karena cemburu,
kesedihan karena dimadu,

satu lagi,
ketika cinta tak lagi dipahami,
pastikan,
cinta itu,
adalah tuhan.

dalam rindu

Kalau masih diberikan waktu,
aku masih ingin berlama-lama dalam rindu,
dalam pendopo warna petani randu, di pinggir sawah dan pematang yang di tumbuhi semak dan berserak cadas juga batu.

Di sana pernah kau utarakan, tentang cita-cita yang ingin kau raih,
tentang cinta yang ingin kau taklukan, dan juga pengabdian yang ingin kau tegaskan di atas dunia dan kepastian.

dalam rindu,
pada setiap lorong dan ruang gedung berbiru muda, yang setiap harinya kau pandangi, tak jarang kau berlama-lama di dalamnya, menggerus barus putih dalam buku.

Hari ini untuk rindu,

hari ini ...
selalu sama, dengan kemarin
ada matahari masih malu-malu bersemayam di teduhnya arakan awan
meski tanpa petir yang berkejaran, hujan tetap saja mengikhlaskan turun di penanggalan.
ada rumah tuhan, yang masih belum sempurna kita bangun disini dihati.
ada sejarah beraneka rasa, dan kita sedang menuntaskan bab terakhir, kesimpulan dan saran,

hari ini ...
masih akan sama, dengan kemarin
atas tawa,
atas duka,
kebosanan, ego yang memuncak-muncak,
nyanyian yang berseliweran seantero sudut gedung kenangan,
ada cinta yang terucapkan,
dan terpendam dalam hati yang tak bertepi.

hari ini ...
tetap seperti hari kemarin,
ada wajah-wajah yang rebah, narsis dan polos penuh masalah,
wajah-wajah yang kan kita kenang nantinya,
dalam lembaran tahunan,
dan pigura-pigura lukisan atau wallpaper komputer, yang 20 tahun kedepan akan kau tertawakan.

hari ini ...
akan penuh rasa haru,
hari di mana, aku, kamu, kita semua menyatu,
biru,
dan akhirnya,
rindu,

Mati Sangit

Tanggal sepuluh pada bulan penuh cinta (kata sebagian orang), ada sepuluh manusia yang masih muda belia, 3 tahun di bawahku, atau sepantaran anak didikku.

Dia adalah adikku, saudaraku, teman adikku, kekasihku, adiknya kekasihku, teman penaku, anak didiku, temannya anak didikku, tetanggaku, adiknya tetanggaku,

mati moshing diperempatan bandung, pilu rasanya, di tengah dunia yang semakin tua, ada-ada saja bencana yang menimpa,

duh,

adikku yang tampannya melebihi aku, kekasihku, yang baru saja mengikat janji di pondok bambu, temanku yang mencintai aku, tetanggaku yang baik dan gagu, semuanya ada sepuluh.

Entahlah, isyarat apa ini, usia mudanya di biarkan percuma di dalam gedung pesta, berdansa, memacu suasana, dengan biaya seadanya...
mudah sekali untuk mati, ya, mati dalam keadaan yang kita tidak ketahui sama sekali.

Beginikah kebanyakan dari pemuda kita, kesenangan, kesenangan saja yang ada.
Konser, pensi atau sebangsanya, menjadi tujuan utama.

Beginikah kebanyakan dari pemuda kita, warna yang tak sama,

adikku tetaplah kekasih anak didik tetanggaku, temannya adikku tetaplah tetangga dari keponakanku yang menjadi sahabat penaku, tak ada lagi tawa mereka kini, sementara mereka mesti berjuang sendiri di sana menjawab pertanyaan malaikat, dengan amal yang seadanya.


"NB : Bwt semua yang merasa pemuda, ambilah hikmah dari kejadian Konser Beside yang menelan korban 10 orang pemuda, sahabat kita semua. Semoga kita terhindar dari hal yang sia-sia, amiinnnn"

--manfaatkanlah waktu mudamu untuk menanam kebaikan-kebaikan sebelum datang masa tua--

Antara ruang dan cinta...

Akhirnya, kau pergi juga
dan aku mesti merelakan kepergianmu, cinta...
meski meradang sangat hatiku.
Terasa terlalu banyak ku sia-saiakn kamu,
dalam kesadaranku,
dan malam ini,
aku tangisi sendiri sesalku,
disaat aku tengah memelukmu hangat,
cinta,
aku ingin berlama-lama denganmu,
melantunkan kerinduan atas surat-surat cinta itu,
membanjiri ruang-ruang dengan air mata-air mata,
dahaga...
Cinta,
maafkan aku semalam ini saja,
titip salam padaNya
aku akan selalu merindumu,
kau ku tunggu,
di ruang cintaku...

Hujan dan Do'a

"Puisi ini tepat 1 tahun yang lalu mr. tulis dengan sengaja. Karena ketika itu hujan sekitar 2-3 hari lamanya, setengah jakarta lebih terendam banjir. Karena itu, saya tidak bisa mengantar kk saya untuk wisuda (duh sedih banget). Akses penerangan juga di matikan, sehingga mr. kesulitan untuk bersih-bersih. Bahkan pernah 1 hari mengajar mr. ga mandi (hehehehehe...). Dan rupanya setiap tahun puisi ini akan selalu mr. ingat, semoga bisa di cerna maksud dari puisi ini, intinya adalah... do'a"

...Tuhan, dengan hujan ini, kami tau, itu adalah karuniaMu yang nyata.
Yang pada kemarau yang lalu, kami selalu meminta.

...Tuhan, dengan hujan ini, kami tau, akan ada banjir hebat karenanya.
Yang kami perkirakan masanya, 5 tahun sekali lamanya.

...Tuhan, dengan hujan ini, kami tau, ribuan orang was-was mengeja.
Bencana, Azab, Ujian atau apatah lagi namanya.
Ada yang kami rasa berbeda dari hujan-hujan sebelumnya.
Karena kami rasa, satu dasawarsa, kami melakukan dosa bersama, membuat berhala-berhala, merenda dunia. Hingga sempurna melupakan keberadaanMu.

Dan,...Tuhan
dengan hujan ini, kami tau,
masa yang tepat kau kabulkan do'a.
maka,...
Izinkanlah kami berdo'a, atas Nama-nama cintaMu...

Tuhan, berkahilah hujan yang turun ini, pada setiap tetesnya yang jatuh ke bumi, sabarkanlah kami atas sebab yang ditimbulkannya.
Jika musibah, maka sabarkanlah.
Jika azab, maka ampunkanlah.

Tuhan, kami tau, Engkau punya cara sendiri untuk mencintai kami,
Engkau punya catatan tersendiri tentang dosa-dosa kami,
KepadaMulah kami memohon dan berserah diri.
Maka, karuniakanlah ketaatan kepada kami sepanjang hidup kami,
karuniakanlah keberkahan dan kemudahan kepada kami untuk dapat mencintaiMu, mencintai orang-orang yang mencintaiMu, dan mencintai segala perbuatan yang mendekatkan kami kepada kecintaanMu.


Kabulkanlah ya Tuhan, yang Maha Rahmaan, yang Maha Rahiim, yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana...

25 halaman buku...

27 Oktober 2007,
ini hari ku coba tuntaskan tulisanku, antara perasaan yang ragu-ragu
untuk kuserahkan padaMu.
Ini dia, lembar demi lembar kisahku 1/4 abad yang lalu, yang ku jadikan buku.
Ya, sebuah buku yang kuberi sampul warna abu-abu
........bersama 25 lembar halaman yang lusuh.

Halaman satu,
Terimakasih wahai Tuhanku,
yang senantiasa mencurahkan nikmatnya padaku
memberi kesempatan padaku untuk bisa menghadapMu
menganugerahkan ilmu dan kelengkapan-kelengkapan padaku,
aku ridho dengan semua pemberianMu,
maka ridhoilah setiap perbuatanku atas semua itu.

Halaman dua,
lima, tiga, dua puluh dua dan seterusnya...
Ini, maaf,
lembarannya sengaja ku acak, karena,
aku bingung, mesti dari mana kususun dan kurapihkan kisahku selanjutnya,
karena banyak sekali alpa, dan Engkau lihat nantinya, ada banyak noda,
tulisannya juga tak menawan rupa, tapi ku coba simpulkan sekuat tenaga.
Tuhan, ampunilah aku, semenjak kecilku
hingga detik ini yang Kau masih membersamaiku
itu saja, karena dalam halaman ini adalah halaman dosa,
lembar kedua hingga dua puluh dua,
dua halaman selanjutnya
serta merta kuluapkan cinta,
tolonglah aku untuk bisa memanajemenkannya.
Aku selalu mencoba untuk memposisikan segala cintaku
hanya untukMu, itu saja
meski cinta itu berkelok kadang kala,
ada juga cinta yang bernoda tak biasa dan yang biasa,
yang tentunya pada makhlukMu yang bernama manusia, yang kadang kala
kubandingkan lagi cinta mana yang sejati,
semoga tidak salah, kupulangkan saja semua cinta hanya untukMu.
Ada juga, ini cinta pada ayah dan bundaku (ya Allah ampunilah segala dosa-dosanya,
karuniakanlah mereka cahaya dan rahmatMu di dalam kuburnya dan masukkanlah ia ke dalam syurgamu...)
cinta ini adalah kerinduanku pada mereka berdua, yang aku yakin mereka ada bersama dalam naunganMu.
Dan ketika rindu itu berlebihan, aku mencoba merindui kekasihMu,
dari manapun sisi itu,
Allahumma shalli 'ala Muhammad.
Ya, di lembar ini ku tata cinta, dari awal mula hingga akhir senantiasa, hanya untukMu..
dan cukupkanlah aku akan cintaMu padaku.

Halaman terakhir, halaman dua puluh lima.
Doa;
Aku malu, aku terlalu banyak meminta padaMu dalam sadar dan alpaku.
Aku malu, terlalu sedikitnya ibadahku padaMu, namun terlalu banyak permintaan-permintaanku.
dengan itu semua,
ampunilah aku, sayangilah aku,
tunjukanlah jalan cintaMu padaku
berkahkanlah ilmu, harta dan usiaku,
senantiasa bermanfaat untukku dan umatMu,
Rabbi, matikanlah aku dalam khusnul khatimah.........

kata kedua untuk terakhir (elegi untuk xii ipa/ips 103)

PUISI 'R' DIBELAKANG KALIMAT...

akhir-akhir ini, serasa sekolah akan melaksanakan hajat besar
meskipun tanpa ada bahagian gedung yang di pugar
hanya saja, waktu tatapan yang bertambah mekar
senin sampai kamis wajib belajar
ada juga yang sorenya les tambahan dari pelajaran-pelajaran yang hambar
jum'at ada tambahan jam ngajar
sabtu try out biar UN lancar
cuma minggu waktu istirahat, biar segar...