Mati Sangit

Tanggal sepuluh pada bulan penuh cinta (kata sebagian orang), ada sepuluh manusia yang masih muda belia, 3 tahun di bawahku, atau sepantaran anak didikku.

Dia adalah adikku, saudaraku, teman adikku, kekasihku, adiknya kekasihku, teman penaku, anak didiku, temannya anak didikku, tetanggaku, adiknya tetanggaku,

mati moshing diperempatan bandung, pilu rasanya, di tengah dunia yang semakin tua, ada-ada saja bencana yang menimpa,

duh,

adikku yang tampannya melebihi aku, kekasihku, yang baru saja mengikat janji di pondok bambu, temanku yang mencintai aku, tetanggaku yang baik dan gagu, semuanya ada sepuluh.

Entahlah, isyarat apa ini, usia mudanya di biarkan percuma di dalam gedung pesta, berdansa, memacu suasana, dengan biaya seadanya...
mudah sekali untuk mati, ya, mati dalam keadaan yang kita tidak ketahui sama sekali.

Beginikah kebanyakan dari pemuda kita, kesenangan, kesenangan saja yang ada.
Konser, pensi atau sebangsanya, menjadi tujuan utama.

Beginikah kebanyakan dari pemuda kita, warna yang tak sama,

adikku tetaplah kekasih anak didik tetanggaku, temannya adikku tetaplah tetangga dari keponakanku yang menjadi sahabat penaku, tak ada lagi tawa mereka kini, sementara mereka mesti berjuang sendiri di sana menjawab pertanyaan malaikat, dengan amal yang seadanya.


"NB : Bwt semua yang merasa pemuda, ambilah hikmah dari kejadian Konser Beside yang menelan korban 10 orang pemuda, sahabat kita semua. Semoga kita terhindar dari hal yang sia-sia, amiinnnn"

--manfaatkanlah waktu mudamu untuk menanam kebaikan-kebaikan sebelum datang masa tua--

Tidak ada komentar: